“mungkin
menurut Allah, dia mampu kali ya, makanya selalu dikasih yang susah-susah”
Sebuah kalimat yang tiba-tiba terucap dari bibir halus
seorang kawanku, kalimat ringan, namun terasa sangat tajam menusuk hatiku,
tepat sekali terasa.
Sebenarnya hanya sebuah kalimat biasa, entah mengapa aku
merasa kalimat itu seolah menghakimiku, dan menjadikanku sebagai satu-satunya
terdakwa utama, atas semua kesalahanku saat ini
“galau” istilah itu yang sekarang lagi terkenal, dan mungkin
itu yang aku rasakan.
Semua masalah megunjungiku bersamaan, seolah masalah-masalah itu ingin
menyampaikan salam rindu dariNya untukku
Ya, aku akui sudah terlalu lama aku tidak memelukNya,
mengatakan aku `kangen`
Aku terlalu hidup dalam `duniaku`
Aku terlalu sibuk untuk bermain-main di duniaNya, bahkan
untuk sekadar mengintip, hanya sedetik yang bisa aku lakukan.
Seperti yang selalu aku pinta, `peluk dan tariklah aku
ketika aku jauh dariMu, dan ketika jalan ini tidak untukku`
Dia menarikku, memelukku kembali melalui masalah-masalah
itu, tapi apa yang aku lakukan?
Aku menangis, aku mengeluh padaNya, aku merasa semua
terlalu berat untukku
Sungguh tak pantas aku melakukannya
Aku sadar aku salah, namun entah mengapa aku tak mampu
untuk menjauhinya
Tapi Dia tetap mencoba untuk mengingatkanku dengan sebuah
tamparan lembutNya berupa kalimat itu.
Seketika itu aku tersadar, sungguh tak pantas aku
mengeluh, sedangkan diluar sana banyak yang lebih dan lebih sakit dari aku,
banyak yang menanggung beribu masalah di pundaknya, sedangkan aku? Merasa
seolah aku orang paling menderita
Memang benar kalimat “mungkin
menurut Allah, dia mampu kali ya, makanya selalu dikasih yang susah-susah”
Sungguh aku menyadari terlalu jauh dariMu, hingga aku
melupakan sebuah kalimat penguatku selama ini
`Allah tak kan memberikan cobaan melebihi kemampuan
hambaNya`
Begitu besarnya rasa sayang padaku, permasalahan sekecil
apapun Kau selalu menuntunku
Akulah yang melalaikan rasa sayangMu
Jika ini semua Kau beri untukku, sungguh aku mampu, karena Kau selalu ada di setiap hembusan
nafasku,
Kau menginginkan aku menghadapinya, bukan menjauhi dan
juga menyesali semuanya
Kau menginginkan aku menjadi sesosok wanita kuat yang
lembut
Yang harus aku sadari
“Kau sayang aku, melebihi sayangku untukMu”
Sungguh
menurutNya lah yang benar bukan kita